Posts

Showing posts from 2015

Tuhan Tidak Pernah Tinggal Diam

Karena diam adalah bahasa yang hanya bisa dipahami dengan hati. Hanya hati yang jernih, yang bisa melihat diam sebagai sebuah puisi indah, sebagai sajak panjang dalam malam-malam sunyi. Karena diam adalah bahasa yang hanya dipahami oleh diri sendiri dan Tuhan. Memilih diam, adalah memilih bercakap dengan diri sendiri. Dan hanya Tuhan yang tahu. Sebab itu aku memilih diam. Sebab aku tahu, Tuhan tidak akan pernah diam saja. Dia berbuat sesuatu dan aku tidak tahu. Tapi aku selalu tahu, bahwa Dia tidak sekalipun berniat buruk padaku. Karena diam adalah bahasa yang selama ini disampaikan bumi kepada langit. Hujan kepada tanah. Angin kepada pucuk-pucuk bunga. Tanah kepada akar pohon. Malam kepada pagi. Dan kini diam adalah bahasa yang aku sampaikan kepadamu. Sebab alam mengajarkan cinta dalam diamnya. Memelihara cinta dalam diamnya. Memanjatkan cinta dalam bahasanya. Sebab semesta mengajarkan kasih sayang dalam diamnya. Mengajarkan keindahan dalam heningya. Dan ketenangan selalu berhubunga

Terasa

Aku menjadi berat, dan langsung ingin menulis banyak yang membeban rasa sebab menulis tidak perlu adanya suara tidak perlu adanya bicara seperti bercakap dengan sendiri atau mungkin memperdengarkan diri sendiri. Sepang, 20 Januari 2015