Posts

RUMAH

Ratapanmu mengiringi kepergian kali ini Sungguh aku benci tinggalkan tempat kita rajut mimpi Bersabarlah sejenak Kita hanya berjarak namun bukan terpisah Bentangan kilometer untukmu akan kutempuh Engkau adalah rumah tempat yang paling indah Dipelukanmu sayang aku akan pulang Sekantong rindu bekalku menemani perjalanan Di kejauhan masihkah aku hiasi benakmu Jika lelah ingatlah Jariku kan pulang pada genggamanmu Bibirku kan pulang pada keningmu Tubuhku kan pulang pada dekapanmu Sejauh apa pun kita hatiku tertinggal disebelahmu - Fie Ber

Melawan Senja

kembali ke bangku taman di iringi rasa rindu perlahan dalam kan terawang hanyut di dalam kenangan udara biru di tepi senja melawan merah yang pekat disana kisah senja telah tiada tertulis hangat dalam cerita perlahan tawa kan mereda duhai kenangan yang segera - Mustache and Beard

Rasa

Tadi waktu semua kata-kata ku lontar bukan itu yang patut kau dengarkan ceritanya tidak enak aku bingung lagi dingin Pada siapa mahu aku lagukan semua resah penuh meragut hampir setiap rasa terasa sekali dingin Putrajaya 28 Ogos 2017

Tuhan Tidak Pernah Tinggal Diam

Karena diam adalah bahasa yang hanya bisa dipahami dengan hati. Hanya hati yang jernih, yang bisa melihat diam sebagai sebuah puisi indah, sebagai sajak panjang dalam malam-malam sunyi. Karena diam adalah bahasa yang hanya dipahami oleh diri sendiri dan Tuhan. Memilih diam, adalah memilih bercakap dengan diri sendiri. Dan hanya Tuhan yang tahu. Sebab itu aku memilih diam. Sebab aku tahu, Tuhan tidak akan pernah diam saja. Dia berbuat sesuatu dan aku tidak tahu. Tapi aku selalu tahu, bahwa Dia tidak sekalipun berniat buruk padaku. Karena diam adalah bahasa yang selama ini disampaikan bumi kepada langit. Hujan kepada tanah. Angin kepada pucuk-pucuk bunga. Tanah kepada akar pohon. Malam kepada pagi. Dan kini diam adalah bahasa yang aku sampaikan kepadamu. Sebab alam mengajarkan cinta dalam diamnya. Memelihara cinta dalam diamnya. Memanjatkan cinta dalam bahasanya. Sebab semesta mengajarkan kasih sayang dalam diamnya. Mengajarkan keindahan dalam heningya. Dan ketenangan selalu berhubunga

Terasa

Aku menjadi berat, dan langsung ingin menulis banyak yang membeban rasa sebab menulis tidak perlu adanya suara tidak perlu adanya bicara seperti bercakap dengan sendiri atau mungkin memperdengarkan diri sendiri. Sepang, 20 Januari 2015

Pinta Paling Ikhlas

Maka biar doa terus memeluk kita hingga tak ternafas dada berdua

Tindih

Pada saat semua kelam Habis hilang semua tenggelam Jauh gelap paling dalam Rosak jiwa remuk dendam